Senin, 17 Januari 2011

badai merapi pasti berlalu

WAKIL BUPATI BUDIARTO;
“Badai Merapi Pasti Berlalu“ 
Pengungsi Diminta Tabah dan Sabar

TEMANGGUNG, Bencana badai meletusnya gunung Merapi pasti suatu saat akan berlalu dan normal kembali seperti sediakala. Oleh karena itu  pengungs hendaknya tabah dan sabar menerima cobaan, karena dibalik cobaan pasti ada hikmah positif untuk kebaikan umat.  
     Pesan itu disampaikan Wakil Bupati Ir. Budiarto, MT saat mengunjungi pengungsi korban meletusnya gunung Merapi  Kamis (11/11). Dalam penijauan tersebut wabup didampingi SKPD terkait. Kunjungan dilakukan di tiga lokasi penampungan pengungsian yakni Brojolan kelurahan Temanggung I Kecamatan Temanggung, Desa Gandon Kecamatan kaloran dan Desa Rejosari Kecamatan Pringsurat.  Pada kesempatan itu juga sekaligus menyerahkan bantuan berbagai kebutuhandasar seperti  beras, gula pasir, kecap, mie instant, sabun dan pasta gigi serta kebutuhan lainnya. Pengungsi berasal dari sejumlah Desa di Kecamatan Salam, Muntilan,  Dukun dan Srumbung Kabupaten Magelang yang terpaksa mengungsi sampai Temanggung karena di Desanya sudah tidak aman lagi  terkena  dampak meletusnya gunung Merapi.
     Diutarakan Pemkab Temanggung merasa prihatin atas musibah meletusnya gunung Merapi  yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa maupun harta benda. Oleh karena itu kepada para pengungsi  diminta tabah menghadapi cobaan  dan bisa mengambil hikmah positif.  Disamping itu berharap semoga meletusnya gunung merapi segera berakhir sehingga situasi dan kondisi menjadi aman. Dengan demikian para pengungsi bisa secepatnya kembali ke kampung halaman untuk berkatifitas seperti sediakala.
     “Hidup adalah realita  maka nikmat apa adanya dilandasai sikap tabah, sabar dan tawakal, badai merapi pasti berlalu. Pemkab  ikut prihatin atas meletusnya gunung Merapi  hingga menyebabkan  warga yang tinggal  di lereng merapi harus mengungsi  bahkan melimpah sampai Temanggung. Untuk keperluan  hidup selama mengungsi akan dibantu sesuai kemampuan daerah“ tandasnya seraya menambahkan sumber bantuan berasal dara berbagai pihak  diantaranya kalangan PNS, swasta, masyarakat dan pihak lainnya melalui Pemkab. 
     Berdasarkan pendataan, jumlah pengungsi yang masuk Temanggung  sampai saat ini  sedikitnya tercatat 1.940 orang yang tersebar di 14 Kecamatan. Kecamatan Pringsurat  yang paling banyak ditempati pengungsi 636 orang, disusul Kecamatan Temanggung 529 orang dan Kecamatan Kaloran 266 orang. Lainnya mengungsi di Kecamatan Bulu, Kledung, Tembarak, Kranggan, Jumo, Kandangan, Parakan, Ngadirejo, Kedu, Tlogomulyo  dan Gemawang. Para pengungsi berdatangan sejak seminggu lalu. Saat ini mereka ditampung disejumlah balai desa maupun di rumah-rumah warga. Untuk keperluan  makan sehari-hari disiapkan  oleh ibu-ibu PKK desa/ kelurahan setempat.
     Sudarwanto (53) salah seorang pengungsi asal desa Congkrang Kecamatan Muntilan  menuturkan, meletusnya gunung Merapi menyebabkan  hujan pasir dan abu vulkanik yang menimpa rumah-rumah warga. Akibatnya  sejumlah rumah  rusak dan pohon-pohon tumbang, sehingga memaksa warga mengungsi   sampai Temanggung. Diutarakan, meski  Desa Congkrang berjarak sekitar 19 Km dari puncak Merapi, namun  setiap hari terdengar suara gemuruh disertai hujan pasir dan debu  sehingga menimbulkan kepanikan warga. Mereka berharap. Merapi kembali normal  agar warga secepatnya bisa meninggalkan  pengungsian  pulang  ke kampung halaman  guna beraktifitas  seperti semula.(Hms10/Edy Laks)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar